Adulthood sucks? Bener nggak?

Semakin dewasa, masalah semakin banyak, dan jadi menyadari juga bahwa tugasnya manusia adalah menghadapi cobaan, belajar ikhlas, dan sabar.

Menjadi dewasa diisi dengan banyak kehilangan, banyak perpisahan, dan perang batin. I cry a lot, tapi alhamudilillahnya masih banyak tawa. Ya.. itu yang aku pelajari saat berada di titik terendah.

Tetap bisa tertawa dan bersyukur dengan hal-hal kecil yang ada. Justru jadi bisa lebih banyak bersyukur karena adanya masalah. Hal-hal receh seperti masih bisa nyium aroma minyak telon aja udah seneng. Dipeluk Sinar, anakku, aku happy. Makan Indomie pake 10 cengek (cabe), pun happy.

Karena pada dasarnya kesedihan dan kebahagiaan selalu berjalan berdampingan. There’s always fine line between positive and negative, sad and happy. Dan terima kasih buat segelintir orang yang masih menemani saat berada di titik terendah. Despite all the bumps in the road, I still feel blessed and grateful.

Pun, aku nggak bisa selalu positif, kok. Grumpy, tantrum, mengeluh saat banyak masalah, ya pasti masih sering. Tapi aku nggak mau pikiran yang kacau bikin hidup aku jadi hancur dan hilang arah. Ini beberapa mindset yang aku terapin saat berada di titik terendah:

  • Pernah mengalami hal buruk sebelumnya dan aku mampu menghadapinya
    Coba deh pikirin, sebelumnya kamu pasti pernah menghadapi tantangan dan masalah dalam hidup dan berhasil melewatinya. Ini adalah bukti nyata kalau aku, kamu, kita juga mampu bertahan saat ini. Dan pada akhirnya kamu menjadi manusia yang lebih kuat.
  • Ingat orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita
    Bertahanlah! Ada orang-orang yang sayang sama kamu. Jangan menyerah. Afirmasi ini sih yang aku terapin kalau lagi sedih, stres dan berada di titik terendah. Kalau aku sendiri, ada anakku yang sangat membutuhkanku. Aku harus menghidupinya, aku harus membesarkannya. Insya allah aku kuat. Aku kuat karena ada anakku yang selalu menungguku untuk pulang.
  • Tidak ada yang permanen
    Pepatah ‘this too shall pass’ menjadi mantra yang bagus untuk diulang-ulang saat berada di titik terendah. Nggak ada yang permanen di dunia ini, termasuk masalah. Segala sesuatu yang buruk dan baik bersifat sementara.
  • Masih ada hal baik di hidup
    Seperti yang sudah aku sebutkan bahwa ada hal-hal baik di hidup meski sedang berada di titik terendah. Tuliskan lah setidaknya lima hal baik dalam hidupmu. Dengan begitu jadi bisa menemukan keseimbangan dalam hidup.

About the Author

Kiki Oktaviani

A writer, mother, lifetime learner

View All Articles